2015/07/02

Sistem Otomatis Kebaikan



Ada istilah yang cukup menarik saat suatu malam saya mendengarkan khutbah shalat tarawih di masjid kampus UII Ulil Albab malam ke-15. Ketika itu, sang khatib (saya lupa nama beliau) menyebutkan satu istilah dalam khutbahnya, yaitu “sistem otomatis kebaikan”. Paling tidak, cukup membuat saya tertarik akan makna dari sistem otomatis kebaikan ini. Agar lebih jelas, saya akan menganalogikan istilah ini dengan aktivitas seorang programmer. Jika diibaratkan seperti seorang programmer, ketika programmer tersebut sedang melakukan aktivitas pemrograman atau coding, maka tidak boleh ada kekeliruan sedikitpun saat memasukkan setiap operator di dalam logical-nya. Jika terjadi kekeliruan sedikit saja dalam operatornya, maka sistem akan keliru membacanya atau memberikan informasi kesalahan pada coding yang telah dibuat. 

Sama halnya seperti sistem otomatis kebaikan ini. Kita pastinya melakukan aktivitas-aktivitas dalam setiap kehidupan kita, entah itu baik atau buruk bagi kita. Nah, aktivitas baik atau buruk itulah yang diumpamakan seperti operator tadi, dan ketika kita hanya terbiasa melakukan aktivitas yang baik-baik saja, maka saat kita melakukan hal yang buruk atau malah menimbulkan dosa untuk kita, qolbu akan langsung memberikan informasi kekeliruan pada aktivitas yang kita buat. Lebih jelasnya lagi, ketika kita menghasilkan keburukan atau dosa dalam aktivitas yang kita buat –tanpa memandang kadarnya- maka kita langsung merasa tidak nyaman karena kita memang tidak biasa melakukan hal tersebut. Ada rasa cemas, dan merasa penuh bersalah karena setiap gerak gerik kita selalu diawasi oleh Tuhan.  Uang seberapapun jumlahnya, walaupun hanya Rp. 100 saja (misalkan), tapi jika uang itu bukanlah hak kita, maka kita tidak akan merasa tenang memiliki uang tersebut. Di dalam hati pasti ada kegelisahan yang akan muncul dan ingin segera mengembalikan kepada pemiliknya. Di saat kegelisahan itu muncul, maka disaat itulah sistem otomatis kebaikan dalam diri kita sedang bekerja, sehingga kita merasa takut untuk memiliki uang Rp. 100 tadi. 

Namun teman-teman, sistem ini hanya akan terbentuk dalam diri kita apabila kita membiasakan diri untuk menjauhi hal-hal yang menghasilkan keburukan dimata Tuhan, serta mendekatkan diri pada hal-hal baik yang dicintai Tuhan. Dengan begitu, sistem ini akan lebih mudah aktif dan bekerja di dalam diri kita, sehingga akan menjadi alarm yang efektif untuk meningkatkan ketakwaan kita pada Tuhan Yang Maha Esa.   ^_^