2014/10/26

Antara 'Kesempurnaan Yang Tidak Sempurna' dan 'Terbaik dari Yang Terbaik'








Mungkin diantara teman-teman pernah mengalami suatu hal dimana kalian merasa sesuatu yang menakjubkan yang kalian lihat saat itu adalah sempurna di mata kalian. Teman-teman mungkin pernah terpukau oleh benda – benda dengan teknologi mutakhir seperti smartphone dengan aplikasi GPS beserta fitur Augmented Reality, mobil yang mempunyai teknologi ABS (Anti-Lock Braking System), ataupun mobil dengan Air bag system otomatis untuk melindungi diri dari kecelakaan fatal, fitur Autonomous car yang disediakan untuk membantu dalam berkendara, awan buatan yang mampu mengontrol cuaca dalam suatu ruangan, atau robot nano yang  bahkan bisa bertingkah layaknya seperti manusia sungguhan? Atau mungkin pernah melihat bangunan dengan rancangan yang brilian dan berpikir bahwa ini adalah desain yang paling sempurna? Atau bahkan malah sosok manusia yang mungkin menurut kalian sempurna ?

Teman-teman, ketahuilah bahwa sesuatu akan dikatakan sempurna jika sesuatu itu benar-benar tidak memiliki celah kekurangan sama sekali. Semakin kita -sebagai manusia biasa- mencoba untuk  mendekati yang namanya kesempurnaan, pada akhirnya malah semakin banyak kekurangan yang akan kita temui. Coba rancangkan di benak teman-teman salah satu benda yang menurut kalian bisa menjadi sesuatu yang sempurna, dengan desain yang oke dan menarik, fitur-fitur yang hebat dan dahsyat, serta kelebihan-kelebihan lain yang tak terpikirkan sebelumnya dan tidak pernah dimiliki oleh benda yang lain.



Apa sudah terpikirkan? Apa hasilnya? Apa benda itu menjadi benda yang sempurna dibenak kalian? Atau malah sebaliknya, teman-teman menjadi bingung kenapa masih banyak kekurangan yang ada di benda itu dan masih ada yang harus ditambahkan? Nah lho!!



Mungkin benar bahwa rancangan bangunan brilian yang kalian lihat itu sempurna, ataupun teknologi-teknologi mutakhir yang membuat kalian terpukau mendekati kesempurnaan, serta seseorang yang kalian lihat adalah benar-benar sempurna di mata kalian. Tapi faktanya, itu hanya di mata kalian. Mungkin belum tentu yang teman-teman lihat sempurna saat itu, akan terlihat sempurna di mata orang lain. 



Yang perlu kalian ingat, tidak ada sesuatu yang benar-benar bisa mendekati kesempurnaan atau bahkan menjadi sempurna, karena nyatanya, jaraknya masih akan sangat jauh berkali-kali lipat dari kesempurnaan. Suatu saat, akan ada rancangan bangunan yang lebih brilian yang akan membuat kalian berdecak kagum kembali, atau teknologi yang lebih mutakhir lagi di masa depan yang membuat kalian begitu terpana dan menggelengkan kepala secara tak sadar, atau mungkin akan ada sosok yang lain lagi yang akan membuat kalian berkata “dia benar-benar sempurna”.  Bahkan dalam sejarah islam, junjungan kita Rasulullah SAW yang bukan manusia biasa, dan telah diakui sebagai insan kamil, serta telah nyata kebenarannya pun tidak diberi kemampuan untuk mempersatukan hati ummatnya yang telah beriman sekalipun, melainkan Allah SWT-lah yang mempunyai kuasa untuk melakukannya, pertanda bahwa kesempurnaan bukan milik manusia.

Memang, tidak ada salahnya dengan manusia yang membuat sesuatu yang hebat dan menakjubkan. Tapi sekali lagi, manusia biasa hanya mampu melakukan hal yang terbaik dari dirinya, manusia hanya bisa mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya untuk menjadi yang terbaik, manusia tak akan mampu mencapai level kesempurnaan karena level itu hanya ada dalam genggaman Yang Maha Esa,  dan hanya ada manusia yang terbaik dari yang terbaik.  


Ingatlah, bahwa tidak ada hal yang pantas disematkan dengan kata sempurna kecuali Allah, Tuhan Yang Maha Esa.  Mungkin teman-teman masih ingat salah satu acara talkshow di salah satu stasiun TV dimana kalimat penutupnya adalah kira-kira begini: “Kesempurnaan hanya milik Tuhan semata, kekurangan dan kesalahan hanya milik manusia”. | Ya!! Ini adalah kalimat yang pantas untuk mendeskripsikan bagaimana sempurna itu seharusnya, karena Tuhan tidak memiliki celah kekurangan sama sekali. Dan manusia beserta masterpiece yang dibuatnya tidak akan pernah identik dengan yang namanya sempurna, dan selamanya akan memiliki celah-celah atau lubang-lubang kekurangan itu serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kejarlah kata 'terbaik' yang lebih rasional untuk kita sebagai manusia, dan bukan kata 'sempurna' yang pada akhirnya hanya akan membuat kata sempurna itu sendiri menjadi relatif dan kehilangan esensinya. 


Pada akhirnya, kata ‘Terbaik dari Yang Terbaik’ lah yang pantas dan cocok diberikan kepada manusia biasa dibanding kata ‘Kesempurnaan’ yang mungkin terlihat sempurna tapi sesungguhnya  hanya seperti sekedar fatamorgana.   ^_^


No comments:

Post a Comment