2017/04/21

Jika Tuhan Menghendaki


Sebagian besar orang mungkin pernah mendengar kata Insya Allah. Sebagian besar temen-temen muslim pasti juga tau makna kata Insya Allah ini. Kata ini penting sekali diucapkan ketika kita membuat janji dengan seseorang, namun ironisnya jarang terdengar ketika kita membuat janji. Tulisan ini bukan untuk menyindir teman-teman yang membaca yah, tapi kalo ada yang tersindir ya mohon maaf ^.^V.  Ini juga termasuk menyindir saya pribadi yang kadang-kadang juga suka melalaikan kata tersebut.  

        Saya gak bilang banyak, tapi tidak sedikit juga orang yang bikin janji dan tidak bisa ditepati. Padahal janji itu hutang lho, Hehe. Iyaa... hutang yang walaupun abstrak tapi tetap harus dibayar. Kadang kita gak bisa nepatin janji karena situasinya yang tidak memungkinkan. Saat kondisi kita sakit, ada hal yang lebih mendesak, sikon (situasi dan kondisi) yang tidak diharapkan dalam perjalanan, dan lain-lain, dimana semua hal tersebut bisa menjadi penghalang dalam memenuhi janji.

        Untuk itulah kata insya Allah ada, sebab manusia tidak akan pernah bisa menebak kondisi mereka dimasa depan. Sehari berikutnya, sejam berikutnya, semenit berikutnya, bahkan sedetik berikutnya, tidak ada yang mampu memprediksi. Bagaimana kalo seandainya saat hari-H ada hal lain yang lebih mendesak? atau kita sakit parah? atau bahkan kita meninggal? Gak ada yang bisa jamin kan? Sederhana aja sih, cukup bilang insya Allah dan janji kita pun punya “jaminan”. Bagi teman-teman umat Kristiani pun (ini kalo saya gak salah ya) juga punya kebiasan yang diucapkan saat membuat janji, yaitu “kalau ada umur panjang”. Saya gak tau apakah ada juga kata-kata lain yang diucapkan, tapi setahu saya saat tinggal di Manado (yang mayoritas beragama Kristen) sewaktu kecil, orang-orang disana sering mengucapkan kata tersebut, karena memang tidak ada yang bisa menjamin kondisi manusia kedepannya.

         Kembali ke kata insya Allah, bukan berarti kata tersebut bisa kita gunakan seenaknya saja. Terkadang kata ini menjadi “senjata pamungkas” ketika kita malas untuk menepati janji. Kalau sudah  begitu, maka insya Allah tidak sepantasnya kita ucapkan teman-teman. Kata tersebut berlaku apabila kita benar-benar berusaha untuk menepati janji, bukan karena kita malas untuk menepati janji, atau untuk menolak secara halus janji yang akan dibuat. Maka tempatkanlah kata insya Allah itu pada konteks niat yang benar.

       Jadi buat teman-teman dan khususnya saya pribadi, yuk.. mulai  membiasakan diri kita dari sekarang mengucapkan kata insya Allah ya saat membuat janji dengan orang lain.    ^_^